Ilmu

 Ilmu tak mengalir ke hati yang tinggi

Ilmu ibarat air, mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Untuk itu, saat kita menuntut ilmu rendahkanlah hatimu. Jangan kau tinggikan hatimu dan merasa lebih pandai, jika hatimu masih memiliki perasaaan tinggi hati. Benahi lagi dan perbaiki niat. Agar ilmu dapat diterima dan diamalkan dengan baik.

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Luqman: 27)

Dalam ayat ini menggambarkan betapa sempurnanya kuasa Allah dan betapa luas ilmu-Nya. Lalu mengapa kita masih enggan untuk melihat tanda-tanda kebesaran-Nya dan mempelajari ilmu-Nya? Maka, hendaknya kita mengambil hikmah dan memahami ayat-ayat Allah.

Ketiika  kita hendak mendatangi majlis ilmu atau datang kepada seorang  Murobi (pembingbing) , sedangkan sejak awal telah tertanam dalam hati kita dan menganggap dia (Murobi)  tak lebih pintar dari kita, maka tak setetes pun ilmu akan mampir diakal.

Padahal ilmu itu bisa datang dari manapun, termasuk dari orang yang kita anggap 'bodoh ' sekalipun. Ketika kita membaca sebuah tulisan berisi paparan ilmu. Maka Rendahkanlah hati, pada guru/Murobi kita, Rendahkanlah hati pada setiap orang karena setiap orang bisa menjadi guru kita, mungkin tidak semua yang keluar dari lisan dan tulisan orang itu mengandung ilmu, tetapi tidak semua yang keluar dari lisan dan tulisan orang dapat kita sepelekan itu kering tanpa ilmu.

Comments are closed.