“Maka nikmatmu Rabb-Mu yang manakah yang kamu dustakan?”
Kutipan arti ayat tersebut sering kita dengar dan baca di dalam surat Ar-rahman. Lalu, sudahkah kita mengambil sedikit makna yang Allah selipkan? Allah memberikan banyak nikmat kepada kita, mulai dari hembusan nafas, nikmat hidup, harta juga anak-anak. Namun, terkadang manusia banyak terlupa untuk mengucap syukur. Padahal harusnya kita pandai mengucap syukur pada setiap detik yang Allah berikan.
Kalau manusia sudah mengeluh dan tak bersyukur, bagaimana ia mampu mengingat Allah? Andai kita bisa selalu merasa cukup atas pemberian dari-Nya. Alangkah tentram dan bahagianya hati kita, selalu menerima segala pemberian dari-Nya.
Coba kita pahami makna dari QS. Ar-rahman itu, jika kita selalu merasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Maka, Allah akan mencukupkan rezeki kepada kita dan memberikan kemudahan bagi kita. Karena kita harus bisa selalu bersyukur, sebab seringkali terjadi orang terlenan dengan kekayaan dan harta yang dimilikinya. Sehingga menjauhkan dirinya daripada kebenaran atau mengingat Allah. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas. Apabila melihat dirinya merasa cukup.” [Qs. Al-’alaq: 6-7]
Terkadang manusia itu lalai saat dirinya diberikan kecukupan harta oleh Allah, namun masih banyak juga orang yang mampu mengatur dan mengolah harta yang dimiliki untuk sebuah kebaikan. Yaitu mereka yang senantiasa merasa cukup atas apa yang Allah berikan. Bahkan mereka senantiasa berbagi kepada sesama. Begitulah harusnya manusia yang harus senantiasa bersyukur atas pemberian dari Sang Maha Pencipta.
Semoga, kita semua bisa menjadi insan yang pandai bersyukur dan mampu memberikan sebuah kontribusi kebaikan bagi sesama.
Comments are closed.