Kedermawanan sahabat nabi
Qays bin Saad memiliki karakter mulia yang banyak. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Namun yang begitu menonjol adalah sifat dermawan dan cerdas. Kedermawanan Qays layaknya warisan keluarga. Sejak dulu, orang-orang Arab telah mengenal kakek dan ayahnya sebagai dermawannya bangsa Arab. Mereka melayani tamu di siang hari dan menghidupkan api (memasak) mengundang orang asing untuk makan di malam hari.
Orang-orang mengatakan, “Siapa yang ingin lemak atau daging (siapa yang ingin gemuk), datanglah ke tempat makan Dulaim bin Haritsah. Kemudian pembantu Ubadah juga mengundang orang untuk yang demikian. Setelah Ubadah wafat, pembantunya Saad juga mengundang untuk itu.”
Nafi’ mengatakan, “Kemudian aku melihat Qays bin Sad bin Ubadah (bin Dulaim), dia adalah orang yang paling dermawan.”
Dikenal sebagai dermawan artinya telah berulang kali melakukan perbuatan derma. Saking seringnya perbuatan derma itu dilakukan hingga ia melekat kepada pelakunya dan disebut sebagai orang yang dermawan. Bayangkan, ternyata Kedermawanan keluarga Qays telah dikenal sejak buyutnya. Orang-orang Arab dikenal suka memberi. Ketika orang-orang Arab menyifati seseorang dengan dermawan artinya orang tersebut sangat sering memberi.
Apalagi ia disifati yang paling dermawannya dari bangsa Arab. Alangkah luar biasanya keluarga Qays dalam memberi.
Abdul Malik bin Said bin Saad bin Ubadah mengabarkan bahwa dulu Dulaim mempersembahkan 10 unta untuk Manat setiap tahun. Kemudian diteruskan oleh Ubadah.
Kemudian Saad melanjutkannya.
Ketika Qays bin Saad memeluk Islam, ia mengatakan, “Sungguh akan kupersembahkan untuk Ka’bah.” Maksudnya agar dinikmati bagi peziarah Ka’bah.
Qays bin Saad pernah berdoa, “Ya Allah, karuniakanlah aku keterpujian dan kehormatan.
Sesungguhnya tidak ada sifat terpuji kecuali dengan melakukan sesuatu (aksi nyata). Dan tidak ada kehormatan kecuali dengan harta. Ya Allah, yang sedikit itu tidak memperbaikiku dan aku tidak memperbaiki keadaan (orang lain) dengannya.”
Ada seseorang yang datang untuk berutang kepada Qays sebanyak 3000. Ketika orang itu mau melunasi hutangnya, Qays tidak menerimanya. Ia berkata, “Sesungguhnya kami tidak menerima kembali sesuatu yang telah kami beri”.
Dengan harta seseorang tidak akan meminta-minta, sehingga ia menjadi pribadi terhormat.
Abu Bakar, orang yang pernah mendermakan semua harta. Dan Umar, pernah menyumbangkan setengah yang ia miliki. Keduanya pun masih takjub dengan kedermawanan anak muda yang bernama Qays bin Saad.
Mari belajar dari kisah sahabat nabi, semoga kita semua memiliki sifat kedermawanan dan senantiasa menebarkan kebaikan. Aamiin...
Comments are closed.