Memiliki suatu pekerjaan mejadi salah satu tujuan untuk memenuhi kebutuhan harian. Bahkan bagi orang dewasa memiliki suatu tuntunan dan keharusan agar bisa memenuhi kebutuhan harianya. Namun, saat menjadi seorang pekerja pun kita harus bisa untuk selalu menggunakan waktu untuk beribadah kepada Allah dengan penuh khusyu’. Kita mencari rezeki yang halal dan untuk mengharapkan ridho dari-Nya. Kita tidak perlu khawatir tentang rezeki, selagi kita bisa membagi waktu untuk beribadah dan bekerja. Karena Allah telah menjamin rezeki setiap makhlu di bumi ini, sebagaimana dalam firmannya,
“Tidak ada satu makhluk melata pun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya.” (Qs. Hud: 6)
Di dalam ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk yang diciptakan-Nya. Namun, tentu saja rezeki yang didapatkan pun bergantung dengan usaha dan amal shalihnya. Untuk itu kita harus tetap berusaha melakukan ikihtiar dan berdoa. Dan jangan lupa untuk mencari rezeki yang Halal, agar semakin bertambah keberkahan yang kita dapatkan.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Qs. Al-Baqarah: 168)
Rezeki yang halal hanya berasal dari pekerjaan yang halal. Apalagi dari hasil pekerjaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, haruslah didapatkan dari rezeki yang halal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mencari (harta) yang halal adalah wajib bagi setiap Muslim.” (HR. At-Thabrani)
Salah satu untuk mendapatkan rezeki yang halal bisa dilakukan dengan cara berdagang atau berniaga dan dari banyak pekerjaan yang dihasilkan dengan hasil usaha sendiri. Karena dari setiap harta yang kita miliki akan diminta pertanggung jawaban. Maka, sudah tentu setiap pekerjaan kita harus baik dan halal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan beranjak kaki seorang hamba dari tempat berdirinya dihadapan Allah, pada hari kiamat sebelum dia ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmu bagaimana diamalkan , tentang harta bagaimana cara memperoleh dan kemana dibelanjakan dan yang terkahir, yaitu tentang jasmani untuk apa dipergunakan.” (HR. At-Tirmidzi)
Di zaman yang semakin canggih, membuat manusia terkadang tidak mempedulikan haram atau tidaknya demi sebuah kekayaan. Padahal rezeki yang halal adalah keberkahan bagi seorang mukmin, sehingga mereka bisa menikmati harta yang didapatkan dengan penuh kebahagiaan. Untuk itu kita harus berusaha untuk mendapatkan rezeki yang halal.
Comments are closed.