Zakat Menebar Manfaat

MENEBAR MANFAAT dengan ZAKAT

A. Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa: berkah, bersih, berkembang, dan baik. Dinamakan zakat karena dapat mengembangkan dan menjauhkan harta dari bahaya apabila ditunaikan zakatnya.

Menurut istilah: Sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya menurut ketentuan islam.

Dengan berzakat harta kita akan menjadi bersih dan suci dan hati kita menjadi tenteram sehingga kita akan diliputi kebahagiaan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
 
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, untuk membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Attaubah:103)

Dengan Zakat kita akan mendapatkan rahmat  dari Allah,  sehingga dengan begitu apa yang kita inginkan akan Allah kabulkan dan dengan rahmat itu juga seorang hamba akan dimasukkan ke dalam surga.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala  berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya : “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.”(QS.An-Nur: 56)

B. Macam-Macam Zakat

Zakat terdiri dari:

a)    Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan berupa makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. 
b)    Zakat maal (harta) adalah Pendapatan/Profesi Zakat hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak dan zakat pendapatan/profesi. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri yang akan diuraikan berikut ini:

1)    Zakat Uang Simpanan “Sayyidina Ali telah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila kamu mempunyai (uang simpanan) 200 dirham dan telah cukup haul (genap setahun) diwajibkan zakatnya 5 dirham, dan tidak diwajibkan mengeluarkan zakat (emas), kecuali kamu mempunyai 20 dinar dan telah cukup haulnya diwajibkan zakatnya setengah dinar. Demikian juga kadarnya jika nilainya bertambah dan tidak diwajibkan zakat dalam sesuatu harta kecuali genap setahun” (HR. Abu Daud).

2)    Zakat Emas dan Perak Sejarah telah membuktikan bahwa emas dan perak merupakan logam berharga. Sangat besar kegunaannya yang telah dijadikan uang dan nilai/alat tukar bagi segala sesuatu sejak kurun waktu yang lalu. Dari sini, syari'at mewajibkan zakat keduanya jika berbentuk uang atau leburan logam dan juga berbentuk bejana, souvenir, ukiran atau perhiasan bagi pria, sesuai dengan firman Allah.

"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak mengifakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih," [QS. At-Taubah: 34]

"(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam Neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka, 'Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." [QS. At-Taubah: 35]

Ayat  ini  sangat  jelas  mengatakan  emas  dan  perak  dalam  artian  uang,  ini merupakan sesuatu  yang  dapat  diinfakkan  dan  alat  yang  dipakai  langsung  untuk  itu. Beberapa  hadis  juga menjelaskan  dengan  makna  yang  sama.

Sabda  Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam  lain  yang artinya:  "Tidak  seorang pemilik  emas  dan  perak  pun  yang  tidak melaksanakan  haknya  (zakatnya)  kecuali pada  hari kiamat  nanti  emas  dan  perak  tersebut  akan dijadikan  lempengan-lempengan  api  yang dipanaskan  dalam  neraka  Jahanam  kemudian  akan disetrikakan  ke  sisi  tubuhnya,  keningnya dan punggungnya." (HR. Muslim)

3)    Zakat Pendapatan/Profesi Barang  kali  bentuk  penghasilan  yang  paling  menonjol  pada  zaman sekarang  ini adalah  apa  yang   diperoleh   dari   pekerjaan   dan  profesinya.

Zakat   pendapatan   atau profesi telah dilaksanakan sebagai sesuatu yang paling penting pada zaman Muawiyah dan Umar Bin  Abdul  Aziz.   Zakat  jenis  ini  dikenal  dengan  nama Al-Ata  dan  di  zaman modern ini dikenal dengan “Kasbul  Amal”. Namun, akibat perkembangan zaman yang kurang menguntungkan umat Islam, zakat jenis ini kurang mendapat perhatian. Sekarang sudah  selayaknya jika  mulai  digalakkan kembali,  karena  potensinya  yang  memang  cukup besar.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu." [QS. Al-Baqarah: 267]

Dalam  ayat  tersebut,  Allah  menjelaskan  bahwa  segala  hasil  usaha  yang  baik-baik wajib dikeluarkan  zakatnya.  Termasuk  pendapat  para  pekerja  dari  gaji  atau  pendapatan dari  profesi sebagai  Dokter,  Konsultan,  seniman,  akuntan,  notaris,  dan  sebagainya.  Imam Ar-Razi berpendapat bahwa konsep “hasil usaha” meliputi semua harta dalam konsep menyeluruh yang dihasilkan dari kegiatan atau aktivitas manusia. Hasil  usaha  yang  baik  sebagai  sumber  zakat. Hasil usaha  tersebut  termasuk pendapatan,  yang   terdiri   dari   kumpulan   Honor,   Gaji,   Bonus,   Komisi,   Pemberian, pendapatan  profesional,  Hasil  sewa  dan  sebagainya.  

Para  Fuqoha menerangkan  bahwa semua pendapatan tersebut sebagai “Mal  Mustafad” yaitu perolehan baru yang termasuk dalam sumber harta yang dikenakan zakat.

4)    Zakat An’am (Binatang Ternak) Binatang  Ternak  yang  wajib  dizakati  meliputi  unta,  sapi, kerbau  dan  kambing. Binatang  yang  dipakai  membajak  sawah  atau  menarik  gerobak  tidak  wajib dikenakan zakat sesuai dengan hadis berikut:

“Tidaklah ada zakat bagi sapi yang dipakai bekerja.” (HR. Abu Daud dan Daruquthni)

C. ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Ada   beberapa   ketentuan   bagi   umat   Islam   untuk   diwajibkan   membayar   zakat diantaranya:  

1)    Islam. Zakat  hanya  diwajibkan  bagi  orang  Islam  saja.  Bagi  non-Muslim  tidak  diwajibkan untuk berzakat. 
2)    Merdeka.  Hamba  sahaya  tidak  wajib  mengeluarkan  zakat  kecuali  zakat  fitrah  dan  zakat fitrah tersebut diwajibkan untuk membayarnya.  
3)    Milik  sepenuhnya. Harta  yang  akan  dizakati  oleh  para  muzaki  harus  merupakan  milik sepenuhnya   seorang   yang   beragama   Islam   dan   harus   merdeka.   Bagi   harta   yang bekerjasama  antara  orang  Islam  dengan  orang  bukan  Islam,  maka  hanya  harta  bagian orang Islam saja yang dikeluarkan zakatnya. 
4)    Cukup  Haul.  Cukup  haul  adalah  harta  tersebut  dimiliki  genap  setahun,  selama  354  hari menurut kalender Hijriah atau 365 hari menurut kelender Masehi.
5)    Cukup  nisab. Nisab  adalah  nilai  minimal  sesuatu  harta  yang  wajib  dikeluarkan  zakatnya. Kebanyakan standar zakat harta (mal) menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya sebanyak 85  gram.  Nilai  emas  dijadikan  ukuran  nisab  untuk  menghitung  zakat  uang simpanan, emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun.

D. ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Yang Berhak Menerima Zakat Dalam  Al-Quran  orang  yang  berhak  menerima  zakat  fitrah  dan zakat  mal  ditetapkan oleh Allah SWT dalam QS. At-Taubah: 60, ada delapan Golongan yaitu:َ

1)    Orang-orang fakir (orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya)
2)    Orang-orang miskin (mereka yang serba kekurangan dan tidak memiliki sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan utamanya)
3)    Amil (pengurus-pengurus zakat dan sedekah)
4)    Mu’allaf ( orang yang baru masuk islam, yang masih lemah imannya) 
5)    Budak/hamba sahaya
6)    Gharimin (orang-orang yang berhutang untuk kebaikan) 
7)    Fisabilillah (orang yang berjuang dijalan Allah)
8)    Musafir ( orang yang dalam perjalanan untuk kebaikan, bukan perjalanan untuk maksiat)

E. ZAKAT MENEBAR MANFAAT
Memfasilitasi Sahabat Graha Yatim menebar manfaat dalam berzakat dan memenuhi hajat-hajatnya seperti firman Allah Swt. diatas, maka Graha Yatim menggulirkan beberapa program. Hal ini dilakukan demi memaksimalkan penyaluran zakat Graha Yatim semuanya, daiantara programnya adalah:

    Zakat Peduli Pendidikan
Program ini merupakan bagian dari “asnaf fisabilillah”. Zakat sahabat Graha Yatim akan disalurkan kepada anak asuh binaan Graha Yatim & Dhu'afa, untuk menunjang proses pembelajaran mereka terlebih dalam kondisi pandemi. anak asuh Graha Yatim & Dhu'afa tersebar di 17 asrama Jabodetabek, Surabaya dan Kalimantan. 

    Zakat Lansia Dhu’afa
Program ini merupakan bagian dari “asnaf miskin/dhu'afa”. Program ini rutin kita gulirkan untuk membantu meringankan beban hidup lansia/jompo yang dhu’afa.

    Zakat Peduli Keluarga Terdampak Covid-19
Program ini merupakan bagian dari “asnaf faqir dan juga miskin”. Program yang sedang bergulir dan akan terus bergulir selama wabah ini merambah ke penjuru negeri.

Semoga dengan jelasnya asnaf ( golongan yang berhak menerima) zakat yang kami paparkan, bisa meyakinkan sahabat Graha Yatim dalam bersegera menunaikan zakatnya. Insyaa Allah kami peduli dan amanah dalam menyalurkan ZISWAHIB Sahabat Graha Yatim sesuai ketentuan islam. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin...

Sahabat Graha Yatim bisa transfer ke no rek :
Mandiri : 134.009.777.888.9
An. Yayasan Harapan Robbani

Akad dan doa bisa konfirmasi ke nomor :
Wa : 081223834322
atau klik link : wa.me/6281223834322

Referensi: 
Bin ‘Ied al-Hilali, Syaikh Salim dan Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi.2015. Meneladani Rasulullah saw. dalam Berpuasa dan Berhari Raya. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, cetakan ke IV
Bin Sholih Al Fauzan, Syaikh Abdullah.1432H. Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughil Marom. Saudi Arabia: Dar Ibnul Jauzi,cetakan ketiga

Jurnal Hukum Islam (JHI), Volume 13, Nomor 1, Juni 2015, (47-56)Website : http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/jhi Copyright @ 2015, JHI, ISSN 1829-7382, (50

Comments are closed.