Pada setiap tahun, umat islam di berbagai penjuru dunia senantiasa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi merupakan sebuah peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW tepat pada tanggal 12 Rabiulawal. Umat islam memperingati Maulid Nabi sebagai salah satu cara untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan Rasulullah, sebagai salah satu bukti cinta kepadanya. Peringatan Maulid Nabi bagi umat muslim merupakan sebuah penghormatan dan pengingat akan keteladanan Nabi Muhammad yang dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan keagamaan. Allah SWT berfirman,
"(Yaitu,) orang-orang yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak pandai baca tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Dia menyuruh mereka pada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, menghalalkan segala yang baik bagi mereka, mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan bersamanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung."
Jika kita mengingat kembali, Rasulullah SAW adalah Nabi sekaligus Rasull terakhir yang memberikan teladan dalam berbagai aspek kehidupan bagi umat manusia. Semoga kita dapat istiqomah meneladani setiap hal yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Berdasarkan literatur sejarah, Rasulullah SAW dilahirkan pada Senin tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Meski ada perbedaan pendapat mengenai tanggal pastinya, semua ulama sepakat bahwa kelahiran Nabi saw. terjadi pada Tahun Gajah, tahun di mana Raja Abrahah gagal menghancurkan Ka'bah dengan bantuan burung ababil dari Allah Swt.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. telah ada sejak lama. Menurut buku "Pro Kontra Maulid Nabi" oleh AM Waskito, perayaan ini sudah berlangsung sejak masa Dinasti Ubaid atau Fathimi di Mesir (362-567 Hijriah) dan di kalangan Sunni pada masa Gubernur Irbil, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri (549-630 Hijriah). Peringatan ini dihadiri ulama, ahli tasawuf, serta rakyat, disertai makanan, hadiah, dan sedekah.
Sultan Shalahuddin Al Ayyubi juga merayakan Maulid Nabi untuk memotivasi umat Islam menghadapi Perang Salib. Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi dimulai sekitar tahun 1404 Masehi pada masa Wali Songo, dikenal dengan nama Syahadatin atau Gerebeg Mulud, di mana dilakukan upacara nasi gunungan yang disedekahkan kepada masyarakat.
Peringatan Maulid Nabi bertujuan agar umat Islam lebih mengenal Rasulullah saw. dan mendalami ajaran serta pelajaran dari kehidupan beliau. Maa Syaa Allah..
Comments are closed.